![]() |
| Wali Kota atam Amsakar Achmad. (F/Istimewa) |
Dinamika Kepri | Batam - Batam terus memperkuat diri sebagai pusat investasi nasional yang terhubung dengan pasar dunia.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Amsakar Achmad, dalam program Dialog Penting di GarudaTV yang menyoroti kemajuan pesat ekosistem investasi di Kota Batam.
Amsakar menjelaskan, keunggulan Batam berada pada letak geografis yang strategis di jalur perdagangan internasional Selat Malaka, serta status sebagai
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone/FTZ). Fasilitas ini menjadikan arus barang ke Batam lebih efisien karena mendapatkan berbagai kemudahan fiskal.
“Di bidang perizinan, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan regulasi strategis yang memperkuat otoritas daerah dalam penyelesaian layanan investasi,” ujarnya.
“Dengan mandat tersebut, Batam menghadirkan transformasi melalui iBOSS sebagai sistem perizinan terpusat yang lebih cepat dan transparan. Selain itu, Land Management System (LMS) memungkinkan publik mengakses informasi lahan secara terbuka melalui visualisasi digital tiga dimensi, sementara manajemen talenta dan duta investasi membantu mempercepat komunikasi dengan calon investor melalui platform digital,” tambah Amsakar.
Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur juga dikebut. Bandara Internasional Hang Nadim dikembangkan bersama konsorsium Angkasa Pura I, Incheon Airport, dan WIKA melalui revitalisasi Terminal 1, pembangunan Terminal Internasional 2, hingga fasilitas VVIP bertaraf internasional.
Pada saat yang sama, Pelabuhan Batu Ampar diperkuat dengan pengoperasian lima unit Ship to Shore Crane (STS Cranes) yang berhasil meningkatkan pertumbuhan bongkar muat kontainer hingga 18 persen dan memangkas waktu tunggu sebesar 50 persen.
“Tahun mendatang, enam crane otomatis tambahan akan memperkuat Batam sebagai hub pelabuhan regional,” ungkap Amsakar.
Amsakar menyampaikan bahwa dampak positif investasi terus dirasakan masyarakat.
Kesempatan kerja semakin terbuka, sektor usaha kecil dan jasa berkembang, dan pertumbuhan ekonomi Batam tercatat 6,66 persen hingga triwulan III dengan proyeksi mampu mencapai 7 persen pada akhir tahun.
Ia menegaskan pelayanan perizinan kini jauh lebih efisien. Contohnya, PKKPRL yang sebelumnya membutuhkan waktu hingga dua tahun, kini hanya 14 hari kerja.
Begitu pula Amdal yang dapat dituntaskan dalam 39 hari, dengan pengawasan real time melalui dashboard pimpinan agar setiap izin yang terhambat dapat segera dipercepat penyelesaiannya.
Di akhir dialog, Amsakar menyampaikan ajakan terbuka kepada para pelaku investasi. Dengan transformasi digital, kepastian layanan, dan modernisasi infrastruktur, Batam kian memantapkan diri sebagai kawasan investasi global yang kompetitif dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Ini momentum terbaik untuk berinvestasi di Batam. Perizinan semakin cepat, pelayanan semakin pasti, dan regulasi negara mendukung penuh kemudahan berusaha. Batam adalah wilayah yang tepat untuk berinvestasi,” tegasnya.(*)

